Jakarta - Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto menerima kunjungan pimpinan Ponpes Ora Aji Sleman, Yogyakarta Gus Miftah di Kantor Kementerian Pertahanan, Senin, (10/4).
Kunjungan ini adalah ajang silaturahmi di momentum bulan suci Ramadhan. Gus Miftah sendiri akan mengisi Tausiyah dalam rangka Memperingati Nuzulul Qur’an bersama keluarga besar Kementerian Pertahanan RI.
Ada yang istimewa dalam momen pertemuan ini, Gus Miftah membawakan hadiah istimewa untuk Prabowo yaitu sebuah Blankon dengan Julukan “Blankon Jenderal Sudirman”. Blankon ini jadi ciri khas yang juga sehari-hari digunakan oleh Gus Miftah.
"Alhamdulillah, saya mengucapkan terima kasih di bulan Ramadhan yang baik ini saya dikunjungi oleh sabahat baik saya, Gus Miftah Pimpinan Ponpes Ora Aji Sleman, Yogyakarta. Setelah lama tidak berjumpa, saya dibawakan oleh-oleh Blankon dengan Julukan “Blankon Jenderal Sudirman” yang juga sehari-hari digunakan oleh sahabat saya ini, " kata Prabowo.
Baca juga:
5 Alasan Mengapa Anies Harus Jadi Presiden
|
Keduanya terlihat akrab berbincang dan Prabowo pun langsung mengenakan Blankon pemberian Gus Miftah. Dibantu Gus Miftah Prabowo pun berkaca, memastikan posisi Blankon dan sekali-kali terlihat Gus Miftah membantu merapikan ujung kain Blankon.
"Weisss, keren gagahnya!" ujar Gus Miftah.
Prabowo pun tersenyum. Dan tampak benar-benar gagah dengan aksesoris Blankon tersebut.
Blangkon adalah penutup atau ikat kepala lelaki dalam tradisi busana Jawa. Umumnya, terbuat dari jalinan kain polos atau bermotif hias (batik). Kain tersebut dilipat, dililit, dan dijahit sehingga berbentuk mirip topi yang dapat dikenakan langsung.
Baca juga:
Tony Rosyid: Pemilu Ditunda? No Way!
|
Istimewanya, di balik blangkon ada makna filosofis mendalam, berupa pengharapan dalam nilai-nilai hidup. Masyarakat Jawa kuno meyakini bahwa kepala seorang lelaki memiliki arti serius dan khusus sehingga penggunaan blangkon sudah menjadi pakaian keseharian atau pakaian wajib. Di zaman perang kemerdekaan dulu Jenderal Besar Sudirman pun sering mengenakan Blankon saat memimpin pasukan gerilya melawan Belanda.